Selasa, 18 Oktober 2016

Tim Burton is Back! Prepare to Get Into Burtonesque Once Again!


Di ranah Hollywood, Tim Burton dikenal sebagai salah satu sineas visioner. Ia memiliki karakteristik penyutradaraannya tersendiri, yang membuat film-film hasil besutannya selalu dinantikan banyak kalangan, meski harus diakui kepopuleran sang maestro beberapa tahun belakangan ini tengah menurun, nilai fun yang biasanya terpancar kuat dari karya-karyanya terasa agak pudar, terutama selepas membidani Alice in Wonderland dan Dark Shadows yang terbukti kurang mendapat sambutan hangat, baik dari kalangan kritikus maupun penggemar film yang menilai dua judul tersebut hasil akhirnya di bawah standar gaya visual nya.
Meski demikian, sulit disangkal bahwa sineas yang kerap berpenampilan eksentrik ini punya reputasi menghasilkan film-film fantasi unik. Bernuansa gothic, banyak menggunakan pencahayaan gelap meski setting maupun karakternya sering hadir dalam kaya warna, pucat, imaginatif, dan artistik.  Pendeknya, menyaksikan film karya Burton bisa diibaratkan seperti membaca buku dongeng, di mana penonton seakan-akan diajak untuk menyelami dunia imajinasinya yang mempesona dan lain dari yang lain. Hal itulah yang membuat karyanya berbeda dengan sineas lainnya. Saking sulit dicari padanan atas ciri khasnya itu, hingga memicu istilah baru di dunia perfilman untuk menggolongkannya yaitu Burtonesque, meski usut punya usut yang bersangkutan tidak nyaman dengan istilah itu.


Sempat vakum dari bangku penyutradaraan selama dua tahun pasca membidani Big Eyes, film drama kisah nyata tentang kasus hak cipta di bidang seni lukisan, kini sang sineas kembali lagi dengan karya penyutradaraan terbarunya, yang kali ini diangkat dari kisah novel young adult laris buah pikiran Ransom Riggs. Yang rasanya kalau dikerjakan dengan benar, bisa membuat sang sineas pulih reputasinya dan bisa membuat Burton memperkenalkan audiensnya pada sebuah dunia fantasi yang baru lagi. Pasalnya, boleh dikatakan materi kisahnya sesuai dengan karakteristik film-film yang rata-rata dihasilkan oleh Burton, kisah petualangan fantasi yang bernuansa kelam.


Saat seorang remaja tanggung berusia 16 tahun bernama Jacob “Jake” Portman (Butterfield) bisa menyaksikan fenomena yang tidak bisa dilihat oleh orang lain, ia mau tidak mau harus melakukan perjalanan ke sebuah pulau misterius untuk mengungkap misteri atas apa yang terjadi pada dirinya sekaligus membuktikan apakah dongeng yang disampaikan sang kakek saat ia masih kecil bukan sekadar isapan jempol belaka.Di sana, kehidupan biasa Jake berubah drastis saat dongeng masa kecil yang diceritakan sang kakek mulai menjelma menjadi kenyataan, terutama setelah perjumpaannya dengan seorang gadis cantik misterius bernama Emma Bloom (Purnell).


Lewat Emma lah, Jake akhirnya tiba di tempat ajaib bernama Miss Peregrine’s Home for Peculiar Children dan bertemu dengan Miss Peregrine (Green) dan anak-anak istimewa asuhannya, yang masing-masing memiliki kelebihan dan kemampuan yang tidak dipunyai manusia biasa. Akan tetapi, sejak menjejakkan kakinya di tempat itu pula Jake mulai terlibat dalam konflik yang sudah terjadi sejak lama. Di mana, ia terpaksa harus menjadi pelindung para Peculiar dari ancaman bahaya musuh berat mereka, para monster Hollows yang tadinya hanya ia dengar dalam cerita sang kakek, dan kaum Wights pimpinan tokoh jahat bernama Mr.Barron (L. Jackson).


Sebelum berbicara mengenai filmnya, mari kita berbicara dahulu mengenai  fenomena film-film adaptasi seri novel young adult laris. Perlu ditekankan terlebih dahulu bahwa dalam konteks film adaptasi novel young adult, meski sejauh ini penuangan versi layar lebarnya tidak sampai loyal 100%, keberhasilan menjadi franchise blockbuster laris, seperti yang dituai Harry Potter, Twilight, dan yang tahun lalu baru menyelesaikan saganya, The Hunger Games,  seakan memberi pembuktian pada banyak studio besar bahwa materi novel punya potensi besar yang membuat mereka tidak segan-segan untuk berspekulasi dengan mengadaptasi materi kisah yang bahkan tidak familier sekalipun. Dengan syarat, tim kreatif yang tepat tentunya.Dan itu tepatnya pula yang diusung Fox di sini.


Seperti sudah disinggung sebelumnya, perihal kisah dunia alternatif yang ajaib pun dengan karakter-karakter uniknya menjadikan  keberadaan Tim Burton di sini bisa dikatakan sebagai sosok yang pas untuk membidaninya, di mana memang unsur-unsur kisah imajiner Riggs ini lekat dengan gaya Burton.
Meski jika ditilik secara seksama film-film garapan Burton tidak selalu menuai hasil sangat manis, sang sineas selalu dikenal sebagai sosok yang bisa menyuguhkan sentuhan unik gaya penyutradaraannya dengan harmonis ke dalam film-film yang dibidaninya. Meski di sini ia tidak lagi menggamit Johnny Depp untuk kedua kalinya, Burton boleh jadi mendapatkan ujung tombak baru dalam diri Eva Green, yang sepertinya kian hari makin menjelma menjadi sosok Depp versi wanita, menyaingi Helena Bonham-Carter.

Eva Green dalam Dark Shadows, kolaborator baru Burton, menggantikan Depp?

Meski tidak mutlak menjadikan jaminan bahwa film ini akan menjadi film yang memuaskan, sejatinya apa yang dihadirkan di sini punya potensi besar menjadi film unggulan yang sayang dilewatkan begitu saja dan mendulang untung yang besar. terlebih formula yang dikedepankan kisah ini meski terhitung belum populer bukan perihal yang asing dan sedikit banyak mengingatkan pada sajian X-Men maupun Fantastic Four yang notabene keduanya juga sama-sama properti milik Fox.
Belum lagi, sudah bukan rahasia pula kalau  sutradara berambut keriting ini piawai dalam menggarap kisah-kisah bernuansa kelam, terbukti dengan total pendapatan film-filmnya yang sudah melebihi angka dua miliar dolar dengan tersukses adalah Alice in Wonderland yang berhasil meraup $1,024,299,904 di seluruh dunia.
Di atas kertas, film ini bisa membuat nama Burton kembali bergema kencang di ranah Hollywood seraya mengenalkan sebuah dunia fantasi baru pada kalangan fansnya dan punya potensi kuat untuk menjadi seri young adult yang berhasil di kancah layar lebar. Tentunya akan sangat menggembirakan andaikata sang sineas dan timnya bisa membuat awalan yang bagus dengan installment perdana ini.

(20th Century Fox)

Directed by: Tim Burton
Starring: Eva Green, Asa Butterfield, Ella Purnell,Samuel L. Jackson,Judi Dench,Terence Stamp,Chris O'Dowd, Ella Wahlestedt, O-Lan Jones,Allison Janney, Raffiella Chapman, Rupert Everett, Kim Dickens, Milo Parker
Genre: Drama, fantasy, adventure, horror
US Release Date: September 30, 2016


Tidak ada komentar:

Posting Komentar